Biografi
Durkheim
dilahirkan di Epinal, prancis, yang terletak di Lorraine. Ia berasal
dari keluarga Yahudi prancis yang saleh. Ayah dan kakeknya adalah Rabi.
Hidup Durkheim sendiri sama sekali secular. Malah kebanyakan dari
karyanya dimaksudkan untuk dimaksudkan untuk membuktikan bahwa fenomena
keagamaan berasal dari faktor-faktor social dan bukan ilahi.
Tahun
1890-an adalah masa kreatif Durkheim. Pada 1893 ia menerbitkan:
pembagian kerja dalam masyarakat . pernyataan dasariahnya tentang
hakikat masyarakat manusia dan perkembangannya. Pada 1895 ia menerbitkan
“Aturan-aturan Metode sosiologis”, sebuah manifesto yang menyatakan
apakah sosiologi itu dan bagaimana ia harus dilakukan. Ia pun mendirikan
Jurusan Sosiologi pertama di Eropa di Universitas Bourdeaux. Pada 1896
ia menerbitkan jurnal L’Anne Sociologique untuk menerbitkan dan
mempublikasikan tulisan-tulisan dari kelompok yang kian bertambah dari
mahasiswa dan rekan (ini adalh sebutan yang digunakan untuk kelompok
mahasiswa yang mengembangkan progam sosiologinya). Dan akhirnya, pada
1897, ia menerbitkan “Bunuh Diri”, sebuah studi kasus yang memberikan
contoh tentang bagaimana sebuah monograf sosiologi. Pada 1902 Durkheim
akhirnya meencapai tujuannya unyuk memperoleh kedudukan terhormat di
Paris ketika ia menjadi professor di Sorbonne. Untuk mendapatkan
pengangkatan politik, Durkheim memperkuat kekuasaan kelembagaannya pada
1912 ketika ia secara permanen diberi kursi danmengubah namanya menjadi
kursi pendidikan dan sosiologi. Pada tahun itu pula ia menerbitkan karya
besarnya yang terakhir “Bentuk-bentuk Elementer dari Kehidupan
Keagamaan”.
Teori dan gagasan
Perhatian
Durkheim yang utama adalah bagaimana masyarakat dapat mempertahankan
integritas dan koherensinya dimasa modern, ketika hal-hal latar belakang
keagamaan dan etnik bersama tidak adalagi. Untuk. Mempelajari kehidupan
social di kalangan masyarakat modern, Durkheim berusaha menciptakan
salah satu pendekatan ilmiah pertama terhadap fenomena social. Bersama
Herbert Spencer Drkheim adalah salah satu orang pertama yang menjelaskan
keberadaan dan sifat berbagai bagian dari masyarakat dengan mengaju
pada fungsa yang meraka lakukan dalam mempertahankan kesehatan dan
keseimbangan masyarakat, suatu posisi yang telah dikenal sebagai
fungsionalisme.
Dalam
bukunya “Pembagian Kerja dalam Masyarakat” (1893), Durkheim meneliti
bagaimana tatanan sosial dipertahankan dalam berbagai bentuk masyarakat.
Ia memusatkan perhatian pada pembagian kerja, dan meneliti bagaimana
hal itu berbeda dalam masyarakat tradisional dan masyarakt modern. Ia
berpendapat bahwa masyarakat-masyarakat tradisionl bersifat ‘mekanis’
dan dipersatukan oleh kenyataan bahwa setiap orang lebih kurang sama,
dan karenanya mempunyai banyak kesamaan di antara sesamanya. Dalam
masyarakat tradisional. Kata Durkheim, kesadaran kolektif sepenuhnya
mencakup kasadaran individual, norma-norma social kuat dan perilaku
social diatur dengan rapi.
Dalam
masyarakat modern, demikian pendapatnya, pembagian kerja yang sangat
kompleks menghasilkan solidaritas ‘organik’. Spesialisasi yang
berbeda-beda dalam bidang pekerjaan dan peranan social menciptakan
ketergantungan yang mengikat orang kepada sesamanya, karena mereka tidak
lagi dapat memenuhi seluruh kebutuhan mereka sendiri.
Durkheim
belakangan mengembangkan konsep tentang anomie dalam “Bunuh Diri”, yang
diterbitkannya pada 1897. Dalam bukunya ini, ia meneliti berbagai
tingkat bunuh diri diantara orang-orang Protestan dan Katolik, dan
menjelaskan bahwa control social yang lebih tinggi di antara orang
katolik menghasilkan tingkat bunuh diri yang lebih rendah. Menurut
Durkheim, orang mempunyai keterikatan tertentu terhadap
kelompok-kelompok mereka, yang disebutnya integrasi social. Tingkat
integrasi social yang secara abnormal tinggi atau rendah dapat
menghasilkan bertambahnya tingkat bunuh diri. Menurut Durkheim
masyarakat katolik mempunyai tingkat integrasi yang normal, sementara
masyarakat protestan mempunhyai
tingkat yang rendah. Karya ini telah mempengaruhi para pengajur teori
control, dan seringkali disebut sebagai studi sosiologis yang klasik.

0 komentar:
Posting Komentar